Nelayan tradisional Bengkulu adalah kelompok nelayan yang tersebar mulai dari Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan hingga Kabupaten Kaur. Aktivitas penangkapan ikan menggunakan jaring dan pancing. Dengan menggunakan perahu dengan kapasitas kurang dari 10 Gross tonnage (GT), mereka mengarungi Samudera Hindia yang terkenal ganas dan berkarang.
Menggunakan alat tangkap ramah lingkungan yang tidak berdampak buruk terhadap sumber daya laut, nelayan masih mengenal istilah musim ikan dimana pada waktu tentu beberapa jenis ikan seperti beledang, kakap putih, kape-kape dan beberapa jenis ikan lainnya berada dalam jumlah yang luar biasa.
Pada awal tahun 1978-an, para penangkap ikan pengguna trawl dari Sibolga, masuk ke wilayah perairan Provinsi Bengkulu. Pada awalnya kehadiran mereka ini tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan. Istilah “ikan mencari nelayan” merupakan gambaran bahwa jumlah ikan yang berada diperairan Provinsi Bengkulu masih berlimpah.
Namun seiring dengan waktu, tepatnya akhir pertengahan 80-an jumlah ikan yang berhasil ditangkap oleh nelayan tradisional menurun secara drastis. Musim ikan yang sebelumnya menjadi fenomena alamiah hilang dan tidak pernah lagi ditemukan. Melihat kondisi seperti ini, nelayan tradisional yang diprakarsai oleh nelayan tradisional Pasar Pantai, Kota Bengkulu mengambil inisiatif untuk menghentikan aktivitas trawl. Puncak dari aksi nelayan ini adalah pembakaran kapal trawl yang dilakukan di tengah laut. Konflik terbuka ini berjalan sejak tahun 1998 sampai dengan tahun 2000.
Komentar
Posting Komentar